Andres Filomeno Mendoza membunuh 30 wanita dan dituduh melakukan praktik kanibalisme. Dipenjara seumur hidup. Jalan Margarita di kawasan Lomas de San Miguel, Kota Atizapan de Zaragoza, Meksiko, nampak lengang. Tak banyak terlihat orang berlalu-lalang di kawasan ini. Hanya sesekali mobil melintas dengan kecepatan tinggi menuju kawasan Villas de La Hacienda atau Cuautitlan Izcalli.
Hampir sebagian besar warga di kawasan itu meninggalkan rumahnya. Entah pindah https://santamariabronx.org/ ke kota atau bagaimana, sehingga pemukiman ini terlihat sepi. Di antara deretan rumah warga itu, menyempil rumah sekaligus toko milik pria gaek berusia 76 tahun, Andres Filomeno Mendoza Celis, persis di Blok 37, Lot 19, Nomor 22.
Kondisi rumah di balik pagar tinggi itu sudah hancur. Terlihat beberapa onggokan tanah, pasir, dan bebatuan di depannya. Pintu gerbang utama rumah Andres Mendoza yang berwarna biru dirantai dan digembok. Di pintu itu juga masih terpasang pita kuning polisi dan tempelan kertas setengah robek bertuliskan ‘Dilarang Masuk’ dan ‘Dilarang Parkir’.
Dari pantauan El Heraldo Mexico pada 23 Desember 2023 lalu, di samping kiri pintu gerbang terdapat pintu gulung toko milik Andres Mendoza. Pintu toko warna putih itu terdapat tulisan grafiti warna hijau ‘ni una mas’ (tidak satu lagi). Di bawahnya terserak potongan kertas berupa tagihan listrik, telepon, dan air.
Yang menonjol adalah deretan kayu-kayu salib berwarna merah jambu dan kuning. Kayu salib itu masing-masing bertuliskan nama seorang wanita. Di antaranya bertuliskan nama Sandra, Brenda, Valeria, Maria Lusia, Fabiola, Cristina, Estafany, Lupita, Rosalba, Maria, Flor, Ingrid, Gali dan Alejandra.
Di bawahnya berjejer sejumlah gelas kaca atau plastik yang di dalamnya bekas lilin terbakar yang menghitam. Itu merupakan sisa-sisa aksi unjuk rasa warga kota dua tahun lalu atas kasus pembunuhan sekaligus kanibalisme yang dilakukan Andres Mendoza selama dua dekade, yaitu antara 1990-2021.
Dikutip dari media Infobae, La Jornada dan BBC, Andres Mendoza dikenal sebagai tukang daging dan asesoris handphone ditangkap petugas dari Kantor Kejaksaan Agung Negara Bagian Meksiko atau Fiscalia General de Justicia del Estado de Mexico (FGJEM) pada 18 Mei 2021. Awalnya dia dituduh telah membunuh dan menyimpan jenazah seorang perempuan bernama Reyna Gonzales Amador, 34 tahun.
Sebelumnya Reyna meminta izin kepada suaminya, Bruno Angel Portillo, seorang polisi di Kota Atizapan, pada 14 Mei 2021. Dia akan pergi berbelanja bersama Andres Mendoza ke pusat kota untuk membeli sejumlah suku cadang ponsel untuk jualan di tokonya. Sejak itu, Reyna tak kunjung pulang ke rumah hingga keesokan harinya.
Bruno sempat mencari keberadaan istrinya itu ke sejumlah tempat di kota tersebut. Dia lalu berinisiatif melacak lokasi ponsel istrinya dan rekaman CCTV milik publik. Dari penyelidikan itu, Bruno tahu istrinya terakhir kali terlihat berada di dekat rumah Andres Mendoza. Dia pun mendatangi rumah Andres Mendoza dan sempat cekcok mulut dan berantam.
Korban Bernama Andres Mendoza
Bruno berhasil memasuki rumah Andres Mendoza. Dia terkejut meluhat pemandangan yang mengerikan di bawah kolong tempat tidur. Matanya nanar ketika melihat potongan tubuh manusia yang diduga istrinya, Reyna. Bruno lantas keluar dari rumah dan melaporkan penemuannya itu ke polisi pada 15 Mei 2021.
Sejak itulah polisi dan petugas dari FGJEM melakukan penyelidikan dan menggeledah rumah Andres Mendoza . Di lokasi itu para petugas menyelidiki ruang bawah tanah yang tepat berada di bawah ranjang Andres Mendoza. Para penyelidik tercengang ketika menemukan 17 kuburan korban wanita, seorang anak dan seorang pria.
Petugas FGJEM juga menemukan 12 telepon selular, 12 chip telepon, 28 kaset dan sebuah kaset VHS, alat rias, pakaian, dompet, sepatu dan barang milik korban yang dibunuh dan mutilasi Andres Mendoza. Selain itu ditemukan buku catatan daftar nama wanita korban. Dan yang membuat bulu kuduk merinding, ditemukan kulit wajah dan rambut para korban yang mengering.
Polisi, petugas FGJEM, dan ahli forensik menggali tanah di setiap sudut di dalam atau luar rumah Andres Mendoza. Dari penggalian itu ditemukan sebanyak 4.300 sisa tulang dari 19 orang korban. Para korban diduga memiliki umur antara 30-40 tahun. Saat ditangkap, Andres Mendoza mengaku telah memakan daging korban. Sejak itu dia dijuluki ‘The Monster of Atizapan’ atau ‘Kanibal Atizapan’. Andres mengaku telah menghabisi nyawa sebanyak 30 orang korban sejak 1990 hingga 2021.
“Ini adalah kasus pembunuhan berantai dengan jumlah korban terbesar yang kami miliki. Setidaknya selama saya memimpin penuntutan, ini adalah kasus yang paling dramatis dan mengejutkan,” kata Jaksa Penuntut, Alejandro Gomez Sanchez, seperti dikutip Infobae, 17 Agustus 2021. Menurut penyidik, Andres Mendoza selalu mengoleksi foto polaroid setelah membunuh para korbannya. Bahkan pelaku tega membuat film dirinya sendiri ketika menyayat tubuh korban. Setelah dibunuh dan dimutilasi, jenazah-jenazah itu dikubur di teras rumah Andres Mendoza.
Dalam persidangan pada 20 Mei 2022, Andres Mendoza mengaku bertemu dengan wanita para korbannya di klub malam. Dia yang memiliki tubuh pendek, tegap, dan tatapan teduh berhasil menipu para korbannya. Dia merayu dan mengajak teman wanita barunya ke rumahnya. Setelah berada di rumah, Andres Mendoza menikam jantung korban. Setelah korban dibunuh dan dimutilasi, Andes Mendoza biasa menaburi jazad korban dengan garam. Hal itu dilakukannya agar tubuh korban awet.