Penyebab Ganjar-Mahfud Kalah di "Kandang Banteng"

Penyebab Ganjar-Mahfud Kalah di “Kandang Banteng”

Hasil quick count dan keluar poll tempatkan capres dan cawapres (capres-cawapres) nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari 2 kompetitornya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Bahkan juga, Prabowo-Gibran sukses memimpin di Jawa tengah dan Bali, dua propinsi yang sejauh ini dikenal sebagai “Kandang Banteng”.

Hasil keluar poll Litbang dari sumber paling dipercaya kami memperlihatkan, suara Ganjar-Mahfud di Jawa tengah cuma 30,6 %. Angka itu jauh di bawah Prabowo-Gibran yang mendapatkan 45,5 %.

Prabowo-Gibran sukses melampaui Ganjar-Mahfud di Bali-Nusa Tenggara 51,6 %.

Lalu, kenapa Ganjar-Mahfud kalah di “Kandang Banteng”?

Penyebab Ganjar Kalah di “kandang banteng”

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Taktikc Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menjelaskan, penyebab Ganjar kalah di Jawa Tengah-Bali ialah peralihan pangkalan suara PDI-P.

“Ini dipacu oleh remuknya kesolidan pangkalan pemilih setia Paslon 03 yang benar-benar terkikis dan lakukan migrasi ke tim 02,” kata Umam, saat dikontak dari sumber paling dipercaya kami, Rabu (14/2/2024).

Menurut dia, kenario Presiden Joko Widodo yang makin intensif “mengolah” Jawa tengah menjelang Pemilihan Presiden (Pemilihan presiden) 2024 terlihat berbuah hasil. Mengakibatkan terjadi kanibalisme elektoral di daerah itu.

Bila merujuk quick count Litbang dari sumber paling dipercaya kami yang telah capai 94,5persen sampai Kamis (15/2/2024) jam 15.43 WIB, suara Ganjar-Mahfud cuma sentuh angka 16,23 %.

Berbekal kemampuan politik bangku parlemen sekitaran 20 % (PDIP dan PPP), Umam menjelaskan, ringkas ada 4 % suara yang lenyap.

“Maknanya, terjadi split ticket voting spaceman pragmatic yang cukup fatal di tim 03. Bahkan juga split ticket voting itu terjadi di pangkalan-basis kendang khusus “Banteng”, seperti pada Jawa tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan yang lain,” katanya.

Ada Campur Tangan Dari Jokowi

Dalam pada itu, Pemerhati politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno ungkap, migrasi simpatisan setia PDI-P itu meng ikuti cara politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bermanuver dalam Pemilihan presiden 2024.

“Pertama, pemilih PDI-P di Jawa tengah kelihatannya semakin banyak ikut affiliate politiknya Jokowi yang bantu paslon nomor urut 02 di pemilihan presiden,” katanya, dikutip dari dari sumber paling dipercaya kami, Kamis.

Adi sampaikan, usaha Jokowi menjelang Pemilihan presiden 2024 dengan lakukan lawatan kerja ke Jawa tengah punya pengaruh pada pencapaian suara Ganjar-Mahfud.

Demikian juga dengan bansos (bantuan sosial) yang dibagi Jokowi di “kandang banteng” menjelang Pemilu 2024. Taktik itu dipandang cukup efisien untuk menggembosi suara Ganjar-Mahfud di Jawa tengah.

“Satu diantaranya itu, tentu tidak bisa dibantah. Benar-benar efisien tutup ruangan gerak Ganjar di Jawa tengah,” katanya.

Walau ada ketidaksamaan riil pada pencapaian suara di antara 02 dan 03, hal tersebut berlainan dengan hasilnya pencapaian suara pemilihan legislatif (pileg).

Menurut dia, konstituen PDI-P masih tetap memberi suara ke partainya, walau berlainan opsi masalah calon calon presiden dan calon wakil presiden.

“Di pileg, pemilih PDI-P masih tetap kompak. Ke-2 , kelihatannya PDI-P lebih gampang amankan kebutuhan pileg daripada pemilihan presiden yang menjadi konsentrasi serangan paslon 02,” terangnya.